Sunday, September 16, 2018

Sejarah Filsafat sejak zaman Yunani kuno sampai abad pertengahan

Sejarah Filsafat sejak zaman Yunani kuno sampai abad pertengahan


A. Filsafat pada zaman Yunani kuno


Yunani Terletak di Asia kecil. Kehidupan pendduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar penduduknya tinggal didaerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur perdagangan dilau tengah.

Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi pola pikir manusia dari mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa tetapi dewa bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Namn ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi disebut aktivitas dewa. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi proaktif dan kreatif, sehingga alam di jadikan objek peneletian dan pengkajian.

Untuk menulusuri filsafat Yunani, perlu dijelaskan terlebih dulu asal kata filsafat, sekitar abad IX SM atau paling idak tahun 700SM, di Yunani, Sophia di diberi arti kebijaksanaan, Sophia juga berarti kecakapan. Kata Philosophos mula-mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklios (540-480 SM). Sementara orang-orang ada yang mengatakan bahwa kata tersebut mula-mula dipakai oleh Pythagoras (580-500 SM). Namun pendapat yang lebih tepat adalah pendapat  yang mengatakan bahwa Heraklitoslah yang pertama menggunakan isilah tersebut.

Filosof alam yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Tales (624-546). Ia digelari Bapak Filsafat kerena dialah orang yang bermula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. “Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?” pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas apapun jawabannya. Namun, yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan mios atau kepercayaan.

Setelah Thales, muncul Anaximandros (610-540 SM). Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya. Dia tidak seuju unsur unsur alam utama adalah salah satu dari unsur-unsur yang ada seperti air atau tanah. Unsur utama alam harus yang mencakup segalanya dan diatas segalanya, yang dinamakan apeiro. Ia adalah air, maka air harus melipui segalanya, termasuk api yang merupakan lawannya.

Filosof alam yang cukup berpengaruh adalah Permenides (515-440), yang lebih muda umurnya daripada Heraklitos. Pandangannya bertolak belakang dengan Heraklitos. Menurut Heraklitos, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain daripada gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi. Menurutnya, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegaskan yang ada itu ada, inilah kebenaran. Coba bayangkan apa konsekuensi bila ada orang yang memungkiri kebenaran itu. Ada dua pengandaian yang mungkin. Pertama, adalah orang yang mengemukakan bahwa yang ada itu tidak ada. Kedau, atau orang mengemukakan bahwa yang ada itu serentak dan serentak tidak ada.

Pythagoras (580-500) mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Baginya tidak ada satupun yang di alam ini terlepas dari bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kauntitas). Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan, seperti nada musik dapat dinikmati karena oktaf adalah hasil dari gabungan bilangan 1 (bilangan ganjil) dan 2 (bilangan genap)
Setelah berakhirnya masa para filosof alam, maka muncul masa transisi, yakni penelitian terhadap alam tidak menajadi fokus utama, tetapi sudah mulai menjurus pada penyelidikan pada manusia. Filosof alam ternyata tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan, sehingga timbullah kaum “sofis” . Kaum sofis ini memulai kajian tentang manusia dan menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Tokoh utamanya adalah Protagoras (481-411 SM). Ia menyatakan bahwa “manusia” adalah ukuran kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal bakal humanisme.

Toko lain dari kaum Sofis adalah Gorgias (483-375 SM) ia datang ke Athena pada tahun 427 SM dari Leontini. Menurutnya ada tiga proposisi: Perama, tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Pemikiran lebih baik tidak menyatakan  apa-apa tentang realitas. Kedua, bila sesuatu itu ada ia tidak akan dapat diketahu. Ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber ilusi. Akal juga tidak mampu meyakinkan kita bahwa semesta alam ini kerana akal kita telah diperdaya oleh dilema subjektivitas. Dan ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. Sikap skeptis Gorgias ini dianggap oleh sebagian filosof sebagai pandangan nihilisme, yakni kebenaran itu tidak ada.


B. Filsafat pada zaman Abad Pertengahan


Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat ayau pemikiran pada abad pertengahan pun dipengaruhi oleh  kepercayaan kristen. Artinya, pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. 
Permulaan Abad pertengahan brangkali dapat dimulai sejak Plotinus. Pada Plotinus (lahir 204m), pengaruh agama kristen kelihatannya sudah besar, filsafatnya berwatak spritual. Kemudian beberapa tokoh utama Abad Pertengahan diuraikan juga, tetapi jelas tidak semuanya.

Augustinus yang mempunyai ajaran khas, Aquinas yang terkenal dengan 5 dalil tentang adanya tuhan, Anselmus yang mengeluarkan istilah Credo ut Intelligane (yang dapa dianggap ciri utama Filsafat Abad Pertengahan)
Dikalangan para ahli pikir Islam (periode filsafat Skolastik Islam) muncul: Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd. Periode Skolastik Islam ini berlangsung tahun 850-1200. Pada masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan  berkembang pesat.

1. Masa Renaisans (Abad ke 15-16)
Renaisans merupakan era sejarah penuh dengan kemajuan dan perbahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Pada zaman renaisans ini manusia Barat mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah memberikan kebebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu pemikir yang dapat dikemukakan dalam tulisan antara lain Nicholas Corpenicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626).

2. Zaman Modern ( abad 17-19)
Setelah Galileo, Fermat, Pacal, dan Keppler berhasil mengembangkan penemuan mereka dalam ilmu, makapengetahuan yang terpencar-pencar itu jatuh ke tangan dua sarjana, yang dalam ilmu modern memegang peran yang sangat penting. Mereka adalah Isaac Newton (1643-1727) dan Leibniz (1646-1716). Ditangan dua orang sarjana inilah, sejarah ilmu modern





Referensi Dari :
Prof. Dr. Artisal Bakhtiar, M.A, 2004, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
2014, Filsafat Umum Edisi Revisi,  Rajawali Pers.
Prof. DR. Ahmad Tafsir, 2009, Filsafat Umum (Akal dan hati sejak Thales sampai Capra), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon