Tuesday, September 11, 2018

Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu

Dalam ilmu Filsafat ada beberapa teori yang harus dipahami, yaitu Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Lalu apa pengertian dan perbedaan dari ketiga Teori tersebut, Artikel kali ini akan membahas ketiga teori tersebut Ontologi, Epistomologi dan Aksiologi dalam Ilmu Flsafat.

Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dalam Ilmu Filsafat


A. ONTOLOGI

Kata ontologi berasal dari perkataan yunani: on = being, dan logos = logic. Jadi Ontologi adalah The Theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsifatan yang paling kuno.Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukkan munculnya perenungan di bidang ontologi.Yang tertua di antara segenap filsafat yunani yang kita kenal adalah Thales.Atas perenungannya terhadap air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula dari segala sesuatu.
Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini?Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan.Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).

Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada.Hakikat adalah realitas; realita adalah ke-real-an, Riil artinya kenyataan yang sebenarnya.Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.

Ahmad tafsir mencotohkan tentang hakikat makna demokrasi dan fatamorgana pada hakikatnya  pemerintahan demokratis menghargai pendapat rakyat. Mungkin orang pernah menyaksikan pemerintahan itu melakukan tindakan sewengang-wenang, tidak menghargai pendapat rakyat.Itu hanyalah keadaan sementara, bukan hakiki, yang hakiki pemerintahan itu demokratis.Tentang hakikat fatamorgana dicontohkan, kita melihat suatu objek fatamorgana.Apakah real atau tidak?Tidak, fatamorgana itu bukan hakikat, hakikat fatamorgana itu ialah tidak ada.

Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar berusaha untuk menjawab: yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda-benda. Untuk lebih jelasnya penulis mengemukakan pengertian dan aliran pemikiran dalam ontologi ini.

Hubungan antara ontologi dengan pendidikan
Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan.Berisi mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan.Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.


B. EPISTOMOLOGI

Epistomologi berasal dari bahasa Yunani “Epistheme” berarti pengetahuan dan “logos” artinya ilmu atau teori.Jadi epistomologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang pengetahuan kefilsafatan atau teori ilmu pengetahuan dalam mengkaji asal usul filsafat dan benda.
Secara terminologi epistomologi adalah salah satu problem logika  yang dapat menentukan kebenaran dan cara memperoleh pengetahuan tentang filsafat yang tepat, yang merupakan jarak tempuh dalam memperoleh pengetahuan filsafat, baik yang teoritis (idea) maupun yang praktis (inderawe).

Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu: analogi, silogisme, premis mayor, dan premis minor.
Dalam epistimologi dikenal dengan dua aliran, yaitu:

1.    Rasionalisme   :  Pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.

2.    Empirisme       : Realita kebenaran terletak pada benda kongrit yang dapat diindra karena ilmu atau pengalam impiris.

Hubungan antara epistemologi dengan pendidikan
Hubungan epistemologi dengan pendidikan adalah untuk mengembangkan ilmu secara produktif dan bertanggung jawab serta memberikan suatu gambaran-gambaran umum mengenai kebenaran yang diajarkan dalam proses pendidikan.

C. AKSIOLOGI
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai.Sedangkan logos berarti teori/ilmu.Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.Jujun S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan oleh setiap insan.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas nilai.Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:

1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.

2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan.Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh.

Hubungan antara aksiologi dengan pendidikan
Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan,menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan estetika.Penerapan aksiologi dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain itu adalah mata pelajaran kesenian yang mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dari sebuah karya manusia.  Dasar Aksiologis Pendidikan adalah Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam dunia filsafat banyak perkembanganya salah satunya adalah otologi, epistomologi,dan aksiologi.ontologi mengajarkan kita tentang ilmu metafisika. Metafisika disebut sebagai ilmu “induk sebuah ilmu‘’karena ia merupakan kunci untuk menelaah pertanyaan paling penting yang dihadapi oleh manusia dalam teori pengetahuan yang benar. .Epistomologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal ,sumber,metode,struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan .dalam epistomologi dikenal dengan dua aliran;

1.Rasionalisme : pentingnya akal yang menentukan hasil
2.Empirisme : realita kebenaran terletak pada benda kongkrit yang dapat diindra karena ilmu.atau pengalan impiris.
sedangkan aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan,menyelidiki hakikat,nilai.serta berisi mengenai etika dan estetika.

B. SARAN

Kami dari kelompok tujuh berharap agar salah satu perkembangan filsafat dapat diterima dengan baik oleh masyarakat untuk itu dalam makalah ini kami membahas tentang perkambangan filsafat antara lain ontologi, epistomologi, dan aksiologi.


DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta:Rajawali Pers. 2004
Salam, Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Bandung: Bumi Aksara, 1984
Talib, Abdullah H Abd, Pengantar Filsafat, Gowa: Gunadarma. 2014

Artikel Terkait

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon